Membangun kerajinan Kota Kediri

01/04/15

Ditulis pada 01/04/15 oleh KIM ASPEKORI tag : ,    Belum ada komentar

Pemkot Kediri dukung kemajuan Tenun Ikat Bandar melalui program kerjasama dengan Bank Indonesia (BI). Selain melibatkan BI, Pemkot Kediri juga menggandeng pengrajin Tenun Ikat Bandar, dan beberapa komunitas yang peduli dengan perkembangan Tenun Ikat Bandar. Dukungan diberikan BI dalam bentuk program bantuan mesin serta pendampingan untuk pelaku usaha tersebut.

"Kami kembangkan komoditas tenun karena memiliki keunikan dari aspek produk," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto ditemui dalam acara pencanangan kampung industri tenun ikat di Kantor Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jumat (27/3/2015) seperti dikutip dari BISNIS.com.

Produksi tenun di Kediri masih terkendala dengan minimnya jumlah ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Padahal, permintaan tiap tahun terus meningkat, sehingga BI Kediri melakukan pendampingan dengan memberikan bantuan mesin tenun. Ada 11 mesin tenun yang diserahkan ke koperasi perajin tenun ikat itu, dan nantinya diharapkan bisa menambah kapasitas produksi.

Hasil analisa menunjukkan bahwa peluang pengembangan industri kerajinan tenun ikat masih terbuka mengingat jumlah permintaan cenderung meningkat. Sementara kapasitas produksi optimum masih sebanyak 2 (dua) meter kain per mesin per hari sehingga untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi diperlukan penambahan jumlah mesin, jumlah tenaga kerja, dan permodalan.

Saat ini terdapat 10 perajin Tenun Ikat Bandar dengan total ATBM mencapai 139 unit. Kapasitas 139 ATBM tersebut lebih kurang sebanyak 278 meter kain tenun ikat per hari. Kekuatan industri kerajinan Tenun Ikat Bandar adalah kegiatan ini sudah berlangsung turun temurun, memiliki keunikan tersendiri dalam corak dan motif yang ditampilkan dan sebagian besar telah mendapat kepercayaan modal perbankan.

0 komentar:

Posting Komentar