Membangun kerajinan Kota Kediri

18/04/15

Ditulis pada 18/04/15 oleh Unknown tag : , , ,    1 komentar
Tenun Ikat Banda - Sumber Foto : Kompas.com

Sesuai dengan penuturan pengrajin tenun ikat Bandar Kidul Kec Mojoroto Kota Kediri dapat diketahui bahwa generasi orang tua kakek/nenek pengrajin tersebut sudah menjalankan kegiiatan usaha tenun ikat – terutama untuk produk sarung, dan sesuai dengan perkembangan teknologi produksi dan selera konsumen saat ini telah berkembang dengan produksi kain bahan gaun/pakaian dengan aneka desain motif yang menarik.

Keberadaan kerajinan tenun ikat Bandar Kidul merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sentra kerajinan serupa di kabupaten lain di Jawa Timur : Lamongan, Gresik, dan lain-lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya hubungan dagang yang masih terjalin sampai sekarang. Pada awalnya produksi tenun ikat Bandar Kidul masih berupa tenun ikat palikat atau kotak. Seiring dengan perkembangan zaman dan karena tenun palikat sudah banyak dibuat dengan mesin maka pengrajin tenun ikat Bandar Kidul Kediri mencari model lain yakni tenun ikat/tenun kembang.

Tenun ikat Bandar Kidul Kediri diproduksi dengna Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Sesuai dengan namanya kain tenun diproses secara manual dengan tenaga kerja manusia dan bantuan alat sederhana non mekanis. Oleh sebab itu proses pembuatan kain tenun ikat memerlukan waktu relatif lama dengan kemampuan/kapasitas produksi lebih kurang 2-3 meter kain tenun per ATBM per orang per hari (8 jam kerja sehari). Untuk memproduksi kain tenun ikat terdapat lebih dari 10 (sepuluh) tahap pekerjaan. Setiap tahapan pekerjaan memerlukan tenaga kerja khusus di bidang tersebut sehingga menumbuhkan tenaga kerja yang ahli dalam bidang tertentu sehingga menimbulkan nilai ekonomi. Dengan demikian produksi kain tenun ikat ATBM mampu membuka peluang pekerjaan yang signifikan dalam mendukung perkembangan perekonomian. (tgh/apk)


Sumber : Booklet Kampung Industri Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri. Kerjasama BI dengan Pemerintah Kota Kediri.

1 komentar: